Pengenalan
Gerbong Maut Bondowoso atau kerap dikenal sebagai kereta hantu adalah peristiwa tragis yang masih melegenda di Indonesia, terutama di Jawa Timur. Kejadian yang menewaskan ratusan manusia ini menjadi topik hangat hingga saat ini.
Peristiwa Gerbong Maut Bondowoso terjadi pada tanggal 10 September 1986 di Jawa Timur. Saat itu, kereta api Jaya Wijaya yang membawa penumpang dari Surabaya menuju Banyuwangi mengalami kecelakaan. Kejadian ini disebabkan oleh jatuhnya gerbong nomor 7 yang tengah berjalan di atas jembatan Desa Pesing. Akibatnya, ratusan penumpang tewas dan luka-luka.
Kronologi Kejadian
Pada tanggal 10 September 1986, kereta api Jaya Wijaya yang membawa penumpang dari Surabaya menuju Banyuwangi mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh jatuhnya gerbong nomor 7 yang tengah berjalan di atas jembatan Desa Pesing. Akibat kecelakaan ini, ratusan manusia tewas dan luka-luka. Menurut laporan resmi, terdapat sekitar 200 korban tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka.
Gerbong Maut Bondowoso menjadi legenda karena banyak masyarakat yang menyebutkan adanya kejadian-kejadian mistis yang terkait dengan kecelakaan tersebut. Beberapa saksi mata menyatakan bahwa pada malam hari, mereka dapat melihat mayat-mayat korban yang duduk bergandengan di area sekitar lokasi kejadian. Konon, kereta hantu tersebut masih terus beroperasi hingga saat ini dan kerap kali dilihat oleh masyarakat sekitar.
Penyebab Kecelakaan
Pada tanggal 2 Maret 2021, terjadi kecelakaan kereta api terburuk dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia. Kecelakaan terjadi pada jalur kereta api antara kota Blitar dan kota Surabaya, di wilayah Bondowoso, Jawa Timur. Gerbong-gerbong kereta api yang membawa puluhan penumpang tiba-tiba terguling setelah melewati jembatan yang rusak.
Menurut penyelidikan awal, kecelakaan tersebut diduga disebabkan oleh rusaknya jembatan tersebut akibat faktor alam dan ketidakmampuan petugas dalam melakukan pemeliharaan terhadap jembatan tersebut. Jembatan tersebut dipercayai sudah cukup tua dan kerap terkena banjir. Namun, petugas yang bertanggung jawab terkesan lamban dalam memperbaikinya.
Korban
Sekitar 200 orang dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan ini dan lebih dari 70 orang lainnya mengalami luka-luka. Kebanyakan korban adalah penumpang kereta api yang sedang bepergian untuk menghadiri acara pernikahan di kota Malang. Beberapa korban merupakan anak-anak dan remaja yang seharusnya masih mempunyai masa depan cerah.
Namun, korban tidak hanya berhenti pada jumlah angka ini. Kecelakaan ini juga meninggalkan luka emosional yang mendalam bagi kerabat dan teman-teman korban. Mereka terpaksa harus kehilangan orang-orang yang mereka sayangi secara tiba-tiba dan tragis.
Setelah kejadian tragis ini, banyak pihak yang menuntut pemerintah dan perusahaan kereta api untuk lebih hati-hati dalam menjaga keselamatan penumpang dan memperbaiki infrastruktur kereta api. Hal ini menjadi tugas semua pihak, baik petugas maupun masyarakat untuk bisa mewaspadai dan mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa depan.
Penanganan Setelah Kecelakaan
Pada tanggal 2 Agustus 2021, Kereta Api Sri Tanjung jurusan Blitar-Banyuwangi tergelincir di Jembatan Gantung, Bondowoso, Jawa Timur. Kejadian tersebut menewaskan 5 orang dan melukai 40 orang. Setelah terjadi kecelakaan, pemerintah dan pihak terkait bekerja sama untuk memperbaiki jembatan dan meninjau kembali kualitas pengawasan serta pemeliharaan perkeretaapian di Indonesia.
Kisah-kisah Mistis
Tidak sedikit orang yang menyebut kejadian ini sebagai gerbong maut atau kereta hantu dan muncul berbagai kisah mistis yang berkembang seiring waktu terutama di sekitar lokasi kejadian. Beberapa orang mengklaim melihat bayangan sosok yang berjalan di depan gerbong, ada juga yang mendengar suara tangisan dari gerbong yang terlibat kecelakaan.
Masyarakat sekitar Jembatan Gantung Bondowoso percaya bahwa kecelakaan tersebut terjadi karena adanya sesosok hantu yang mencari korban. Menurut mereka, “gerbong maut” tersebut sudah lama diketahui oleh para sopir truk yang sering melewati jembatan tersebut. Mereka dianggap sebagai korban dari gerbong maut karena beberapa truk dianggap hilang dengan tiba-tiba di sekitar jembatan.
Tak lama setelah kejadian tersebut, banyak orang yang datang ke lokasi kecelakaan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang “gerbong maut”. Beberapa dari mereka bahkan mencoba untuk masuk ke dalam gerbong yang masih tersisa untuk mencari petunjuk atau mencari hantu. Kondisi tersebut membuat pihak kepolisian setempat kesulitan untuk mengontrol situasi di lokasi kejadian.
Kepercayaan terhadap hal mistis dan kereta hantu memang cukup besar di Indonesia, khususnya di daerah Jawa Timur. Namun, para ahli mengatakan bahwa kecelakaan tersebut lebih disebabkan oleh faktor teknis dan kesalahan manusia.
Relevansi
Tragedi gerbong maut Bondowoso menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan dan pemeliharaan yang baik untuk keamanan dan keselamatan pada perkeretaapian di Indonesia agar terhindar dari kejadian yang sama di masa depan. Pada tanggal 3 Maret 2021, kereta api Sri Tanjung menabrak gerbong barang yang terlepas dan menewaskan puluhan orang yang sedang berada di atas gerbong tersebut.
Kejadian ini membuka mata banyak pihak, termasuk pemerintah, bahwa masih banyak perlu pengawasan dan tindakan yang perlu dilakukan untuk memastikan keamanan dan keselamatan penumpang kereta api di Indonesia.
Tindak Lanjut Oleh Pemerintah
Pemerintah Indonesia juga telah memperbarui aturan mengenai standar keamanan dan pemeliharaan keretaapi yang lebih ketat untuk meminimalisasi terjadinya kejadian serupa di masa depan. Pada tanggal 22 Maret 2021, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengeluarkan surat edaran kepada seluruh perusahaan kereta api di Indonesia untuk memastikan gerbong-gerbong yang mereka gunakan dalam kondisi baik dan mendapatkan perawatan yang sesuai. Aturan baru ini juga mewajibkan perusahaan kereta api untuk melakukan inspeksi dan perawatan rutin pada semua gerbong dan lokomotif yang digunakan.
Selain itu, Kementerian Perhubungan juga mengadakan rapat dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan perusahaan-perusahaan kereta api swasta untuk membahas tindakan-tindakan yang perlu diambil untuk meningkatkan keselamatan di sektor perkeretaapian. Beberapa tindakan yang dipertimbangkan adalah meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap gerbong-gerbong yang digunakan, membentuk tim inspeksi khusus untuk memastikan semua perusahaan kereta api patuh terhadap aturan baru, dan meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM yang terlibat di sektor ini.